Comedy, Indie and Creativity: Gen Z
Tampilkan postingan dengan label Gen Z. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gen Z. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Juli 2025

Mahasiswa KKN-T UNDIP Rancang Siteplan dan Desain Spot Foto Wisata “I Love DeWORejo” di Desa Sukorejo

 

Loetju.id - Dalam rangka mendukung pengembangan potensi wisata lokal dan tata ruang desa yang lebih tertata, kelompok mahasiswa KKN-T Universitas Diponegoro dari Tim IDBU 42 menyelenggarakan kegiatan penyusunan siteplan kawasan wisata glamping dan perancangan spot foto ikonik bertajuk “I Love DeWorejo” di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM. Pembuatan siteplan dan desain ini dilakukan secara kolaboratif antara mahasiswa dengan warga sekitar, sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan wisata berbasis komunitas.

Penyusunan Siteplan: Menata Potensi, Membangun Identitas

Dalam siteplan yang disusun, kawasan glamping di Desa Sukorejo ditata secara sistematis, meliputi area tenda, toilet, spot foto, sungai, jalan, sawah, serta pemukiman warga. Penempatan titik-titik ini memperhatikan alur akses pengunjung, kenyamanan visual, serta integrasi antara alam dan aktivitas wisata.

“Siteplan ini tidak hanya berfungsi sebagai panduan ruang, tetapi juga membantu pemerintah desa dalam menyusun rencana jangka panjang kawasan wisata,” jelas salah satu anggota tim.


Peta ini juga dilengkapi dengan legenda informatif serta skala yang presisi (1:12m), memberikan gambaran menyeluruh tentang tata ruang kawasan yang potensial dikembangkan.
 
Spot Foto “I Love DeWorejo”: Simbol Cinta Desa dan Daya Tarik Wisata

Desain spot foto yang berbentuk hati dengan tulisan “I ♥ DeWoRejo” disiapkan sebagai daya tarik visual utama di lokasi glamping. Desain tersebut ditampilkan dari berbagai sudut pandang - depan, atas, dan samping - guna menunjukkan keunikan bentuk dan ketepatan estetikanya.

“Spot foto ini kami desain tidak hanya sebagai latar berfoto, tapi juga sebagai ikon visual desa yang bisa mendongkrak kehadiran di media sosial,” ujar tim desain.

Spot foto ini juga mendukung penguatan branding desa dalam konteks ekowisata dan wisata keluarga, sesuai dengan potensi lokal yang ada. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN-T UNDIP Sosialisasikan Pencatatan Persediaan Sederhana dan Pemanfaatan Aplikasi Kelola.co untuk UMKM di Desa Sukorejo

 


Loetju.id - Dalam rangka mendukung pemberdayaan pelaku UMKM di pedesaan, Mahasiswa KKN-T Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Tim IDBU 42 menggelar sosialisasi bertajuk “Pencatatan Persediaan Sederhana dan Cara Penggunaan Aplikasi Kelola.co. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, dan diikuti oleh sejumlah pelaku usaha mikro serta ibu-ibu PKK setempat.

Sosialisasi ini merupakan bagian dari rangkaian program pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM. Mahasiswa yang memaparkan materi adalah Rafi Syahri Ramadhana dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, dengan tujuan utama membekali UMKM di desa Sukorejo dengan keterampilan dasar dalam mencatat persediaan barang usaha mereka.

Materi yang disampaikan mencakup pengertian persediaan, pentingnya pencatatan, hingga tips-tips praktis yang dapat langsung diterapkan oleh para pelaku usaha di desa. “Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan dalam proses produksi. Dalam konteks UMKM, ini bisa berupa sembako, makanan, kerajinan, dan produk rumahan lainnya,” jelas Rafi dalam presentasinya.

Selain itu, peserta juga dikenalkan pada aplikasi Kelola.co, sebuah platform gratis berbasis digital yang dirancang untuk membantu UMKM mengelola stok dan penjualan. Peserta diajarkan cara menggunakan aplikasi mulai dari input data persediaan, pencatatan penjualan, hingga evaluasi bulanan.

Dengan metode penyampaian yang sederhana dan interaktif, peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga membuka ruang diskusi, di mana peserta dapat langsung bertanya terkait kendala-kendala pencatatan yang mereka alami selama ini.


Kegiatan ini sejalan dengan semangat literasi digital yang juga digaungkan dalam program KKN-T UNDIP lainnya di Desa Sukorejo, seperti yang diberitakan oleh Netralnews bahwa mahasiswa mengajak Ibu-ibu PKK untuk gemar membaca di era digital. Melalui pendekatan serupa, mahasiswa berharap UMKM juga mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam pengelolaan usaha mereka.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para pelaku usaha desa dapat lebih terorganisir dalam mengelola stok barang, menghindari kerugian akibat barang rusak atau kedaluwarsa, serta mampu mengelola modal usaha dengan lebih efisien. “Mudah-mudahan ke depannya, ibu-ibu dan pelaku UMKM lainnya di desa bisa terus konsisten mencatat dan mengelola usaha dengan lebih baik,” tutup Rafi.



Editor:
Achmad Munandar

Selasa, 29 Juli 2025

Cegah Pencemaran, Mahasiswa MMD UB Kelompok 49 Ajak Siswa SDN Brubuh 2 Belajar Bertani Ramah Lingkungan Lewat Vertikultur

 

Gambar: Edukasi Pembuatan Vertikultur Bersama Siswa SDN Brubuh 2

Loetju.idSebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Universitas Brawijaya dari Kelompok 49 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Dr. Eng. Elya Mufidah, S.Pi., M.P. membuat kegiatan edukasi lingkungan bertema "Bertani di Lahan Sempit dengan Vertikultur" untuk siswa kelas 4, 5, dan 6 SDN Brubuh 2, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi.

Program ini bertujuan mengenalkan teknik bertani mudah dan ramah lingkungan menggunakan metode vertikultur dari botol plastik bekas, dengan tanaman sawi pakcoy dan tanaman hias Callisia fragrans. Para siswa dibimbing langsung oleh mahasiswa membangun desa kelompok 49 dalam menyusun media tanam secara vertikal pada pot botol bekas, dengan mengisi media tanam yaitu tanah, sekam, dan pupuk kendang dengan perbandingan 1:1:1, serta menanam bibit sawi pakcoy dan tanaman hias Callisia fragrans.

“Kami ingin menanamkan pendidikan praktis dan mudah yang menyenangkan sekaligus memperkenalkan konsep pertanian modern sejak dini,” ujar Intan salah satu anggota tim Kelompok 49 MMD UB 2025. “Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya belajar bercocok tanam, tetapi juga memahami pentingnya mengelola sampah secara sederhana, kreatif dan bijak.”


Gambar: Kegiatan Edukasi Pembuatan Vertikultur

Salah satu hal menarik dalam kegiatan ini adalah penggunaan air cucian beras sebagai alternatif penyiraman alami. Air cucian beras ini kaya akan nutrisi Kandungannya antara lain karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, Vitamin B1 yang mampu mempercepat pertumbuhan tanaman dan menyuburkan tanah seperti hal nya pupuk organik cair. Selain itu, botol plastik bekas yang disusun vertikal menunjukkan bahwa bertani bisa dilakukan di lahan sempit hemat lahan, mudah dipindahkan dan tanpa biaya yang besar.

Kegiatan ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas, karena memberikan pembelajaran berbasis praktik yang relevan dengan kehidupan nyata. Selain itu, juga mendukung SDGs poin ke-12 yakni Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, melalui pemanfaatan barang bekas untuk kegiatan produktif.



Gambar: Kegiatan Praktik Pembuatan Vertikultur

Antusiasme siswa terlihat dari semangat mereka mengikuti setiap tahapan kegiatan. “Seru banget, aku senang bisa menanam sendiri. Nanti aku praktekin di rumah deh nanti botolnya aku cat sesuka hati,” kata salah satu siswa kelas 5 sambil tersenyum bangga dan senang. Dengan kegiatan ini, Kelompok 49 MMD UB 2025 berharap siswa-siswi SDN Brubuh 2 dapat tumbuh menjadi generasi yang cinta lingkungan, mandiri, dan sadar akan pentingnya memanfaatkan sumber daya secara baik dan bijak.


#MMDUB2025
#KELOMPOK49
#SDGs4
#SDGs12


Author: 
Intan Fitrianjani

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN-T IDBU 10 UNDIP Dukung Petani Jamur Kuping serta Kelompok Tani Lewat Edukasi Hukum, SOP, dan Digitalisasi

 


Loetju.idSebagai bentuk dukungan terhadap ketahanan ekonomi petani dan pelaku usaha mikro, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) IDBU 10 Kelompok 2 Universitas Diponegoro di bawah bimbingan Dra. Ana Irhandayaningsih, M.Si, melaksanakan serangkaian program edukatif dan strategis di Dusun Kebon Kliwon, Desa Bergas Kidul. Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat, khususnya kelompok tani dan pelaku UMKM, yang turut terlibat aktif dalam setiap rangkaian kegiatan. Fokus kegiatan mencakup penguatan literasi digital, peningkatan mutu budidaya, hingga edukasi hukum dalam transaksi dan pengelolaan keuangan, dengan tujuan membangun ekosistem usaha tani yang produktif, tertib, cakap hukum, dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Kegiatan dimulai dengan edukasi dan branding digital untuk Kelompok Tani Sri Rahayu. Dalam pelatihan ini, anggota kelompok tani belajar membangun identitas visual usaha dan mengembangkan profil digital yang menarik dan informatif. Masyarakat terlihat antusias saat diperkenalkan dengan platform desain dan strategi komunikasi digital, serta berharap agar kemampuan ini dapat terus mereka kembangkan guna memperluas jangkauan pasar, baik lokal maupun daring.

Selanjutnya, Tim KKN memperkenalkan sistem digitalisasi pembukuan usaha tani yang melibatkan petani jamur dan padi. Pelatihan ini mengajarkan pencatatan keuangan sederhana menggunakan template digital yang praktis. Para peserta merasa terbantu karena selama ini mereka belum terbiasa mendokumentasikan transaksi usaha secara rapi. Harapannya, sistem ini dapat membantu mereka dalam mengelola keuangan secara mandiri, transparan, dan efisien.

Dari sisi teknis, pelatihan standarisasi budidaya jamur kuping juga mendapat respon positif dari petani. Edukasi ini mencakup prosedur SOP seperti pemilihan bibit, media tanam, penyiraman, hingga sanitasi dan waktu panen. Masyarakat berharap SOP ini dapat diterapkan secara berkelanjutan guna menghasilkan produk jamur berkualitas tinggi dan seragam, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Kegiatan penyuluhan hukum mengenai kontrak jual beli juga mendapat perhatian serius. Petani yang sebelumnya belum memahami pentingnya kejelasan hukum dalam transaksi usaha berharap edukasi ini dapat melindungi mereka dari kerugian di masa depan, terutama saat berhubungan dengan pembeli atau mitra dagang.

Terakhir, penyuluhan mengenai risiko pinjaman formal dan non-formal menambah wawasan masyarakat mengenai pengelolaan modal usaha. Diskusi terbuka yang terjadi selama sesi menunjukkan bahwa petani memiliki pengalaman dan kekhawatiran terkait pinjaman. Mereka menyampaikan harapan agar edukasi seperti ini terus dilakukan agar tidak terjebak dalam praktik rentenir dan mampu mengelola keuangan dengan lebih bijak.

Secara keseluruhan, keterlibatan aktif masyarakat dalam seluruh kegiatan ini menunjukkan tingginya semangat belajar dan keinginan untuk berkembang. Petani  berharap agar pendampingan dan program serupa dapat terus dilanjutkan agar potensi desa tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga secara sosial dan legal. Upaya ini menjadi langkah nyata menuju masyarakat yang mandiri, tangguh, dan melek informasi.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN-T UNDIP IDBU 10 Memberi Edukasi Mengenai MP-ASI Berbasis Pangan Lokal, Solusi Gizi Cerdas dan Pemasaran Produk untuk Ibu dan Balita

 


Loetju.idDalam upaya mendorong pemenuhan gizi anak usia dini sekaligus memberdayakan potensi lokal, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) IDBU 10 Kelompok 2 Universitas Diponegoro dengan Dosen Pembimbing Dra. Ana Irhandayaningsih, M.Si, mengadakan kegiatan sosialisasi, edukasi, dan simulasi inovasi produk MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) berbasis jamur kuping dan beras hitam, yang dirangkaikan dengan pelatihan pemasaran menggunakan pendekatan 4P (Product, Price, Place, Promotion). Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 13 Juli 2025, di Dusun Kebon Kliwon, Desa Bergas Kidul, dengan melibatkan partisipasi aktif dari kader posyandu, ibu rumah tangga, serta pelaku usaha rumahan. Keterlibatan masyarakat terlihat dari antusiasme peserta dalam mengikuti setiap sesi, berdiskusi, serta mencoba praktik langsung pembuatan bubur MP-ASI.

Tim KKN memperkenalkan menu MP-ASI inovatif yang memanfaatkan jamur kuping sebagai sumber protein nabati dan beras hitam sebagai karbohidrat kompleks kaya serat dan antioksidan. Kedua bahan ini merupakan potensi lokal yang selama ini belum diolah secara maksimal, terutama dalam konteks makanan bayi. Melalui pengolahan sederhana, peserta diyakinkan bahwa pangan lokal dapat menjadi solusi sehat, bergizi, dan ekonomis untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Selain aspek gizi, peserta juga dibekali pengetahuan mengenai strategi pemasaran produk melalui konsep 4P. Dimulai dari mengenal keunggulan produk (Product), strategi penyesuaian harga (Price), potensi distribusi lokal dan digital (Place), hingga promosi kreatif melalui kemasan menarik dan pemanfaatan media sosial (Promotion). Masyarakat sangat antusias, terutama para ibu, karena materi yang disampaikan dianggap relevan dan mudah diterapkan.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang edukasi, tetapi juga pemberdayaan ekonomi berbasis keluarga. Warga menyampaikan harapan agar pelatihan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan, dengan pendampingan lanjutan, sehingga mereka dapat mengembangkan usaha kecil secara mandiri. Harapan lainnya adalah munculnya kelompok ibu produktif yang fokus pada pengolahan MP-ASI lokal untuk konsumsi sendiri maupun penjualan.

Dengan adanya kegiatan ini, Dusun Kebon Kliwon menunjukkan bahwa inovasi pangan berbasis potensi lokal dapat berjalan seiring dengan penguatan ekonomi dan pemenuhan gizi anak. Ketika pengetahuan gizi dipadukan dengan strategi pemasaran, serta dibarengi semangat kolaboratif masyarakat, maka terwujudlah langkah awal menuju masyarakat yang sehat, mandiri, dan berdaya.



Editor:
Achmad Munandar

Selasa, 08 Juli 2025

Belajar Sambil Bermain: Mahasiswa KKN-T UNDIP Tumbuhkan Kreativitas Anak Lewat Aquascape!


Mahasiswa Universitas Diponegoro yang tengah menjalani KKN-T di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, mengabadikan momen kebersamaan dengan anak-anak usai melaksanakan kegiatan “Kreativitas Anak Dan Edukasi Lingkungan Melalui Aquascape Mini” pada Selasa (1/07/2025).

Loetju.idSukorejo, Sragen - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro yang tergabung dalam program KKNT-IDBU 42 kembali memberikan inovasi dan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Kali ini, mereka dalam rangka mendukung pembelajaran kreatif sekaligus menanamkan rasa cinta lingkungan sejak dini dan pendampingan pembuatan aquascape mini menggunakan toples, Anisa Paramesti selaku mahasiswa Program Studi Akuakultur Universitas Diponegoro telah melaksanakan program penyuluhan bertema “Kreativitas Anak dan Edukasi Lingkungan melalui Aquascape Mini” pada hari Selasa, 1 Juli 2025, Kegiatan yang berlangsung bertempat di GOR Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berfokus pada pendidikan anak dan pelestarian lingkungan, dan juga antusias belajar dan berkreasi pada anak. 

Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 32 anak dari berbagai jenjang usia, mulai dari PAUD hingga Sekolah Dasar. Suasana kegiatan berlangsung meriah, penuh semangat, dan sangat interaktif. Anak-anak tampak antusias mengikuti rangkaian acara dari awal hingga akhir.

Kegiatan dimulai dengan pengenalan tentang aquascape mini, yaitu taman kecil di dalam akuarium yang terdiri dari batu, pasir, tanaman air, dan hewan air kecil seperti ikan atau keong. Anak-anak dikenalkan dengan konsep sederhana tentang ekosistem air dan peran penting setiap elemen di dalamnya. Mereka belajar bahwa tanaman air membantu menjaga kebersihan air, ikan membantu mengendalikan jentik nyamuk, dan semua bagian saling berkaitan agar tetap seimbang.

Penjelasan dilakukan dengan cara yang menyenangkan, menggunakan gambar, alat peraga, dan contoh nyata. Dengan metode ini, anak-anak lebih mudah memahami isi materi dan merasa tertarik untuk terlibat langsung.

Mahasiswa KKN-T UNDIP mengajak anak-anak Desa Sukorejo belajar mencintai lingkungan lewat kreasi Aquascape Mini dari toples.

Setelah sesi penjelasan, anak-anak diajak langsung membuat aquascape mini mereka sendiri. Masing-masing kelompok dibimbing oleh mahasiswa KKN dalam menyusun batu, menanam tanaman air, menambahkan pasir, dan menghias sesuai imajinasi mereka. Kegiatan ini menjadi momen yang sangat menyenangkan karena anak-anak bebas berkreasi sesuai keinginan mereka. Selain membuat aquascape, anak-anak juga mengikuti sesi mewarnai totebag kain dengan gambar bertema lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih motorik halus dan menambah semangat belajar melalui media visual.

Program ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan menyenangkan, tetapi juga berhasil menanamkan nilai kepedulian terhadap lingkungan. Anak-anak belajar untuk merawat makhluk hidup dan menyadari pentingnya menjaga kebersihan serta keseimbangan alam sejak dini. Mereka juga belajar bekerja sama, berani mencoba, dan bangga atas hasil karya sendiri.

Program ini merupakan bagian dari pelaksanaan KKNT-IDBU 42 Universitas Diponegoro, di bawah koordinasi Ketua Pelaksana Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM. Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak di Desa Sukorejo dapat tumbuh menjadi generasi yang kreatif, peduli lingkungan, dan bertanggung jawab. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak anak-anak di daerah lain. Aquascape mini bukan hanya media bermain, tapi juga jendela edukasi yang kaya makna.



Editor:
Achmad Munandar

Senin, 05 Mei 2025

Mahasiswa UNDIP Perkenalkan Kekayaan Budaya Indonesia di Inggris melalui Rangkaian Program Interaktif di University of Leicester

 

Loetju.id - Leicester, Inggris (13/11/2024) - Mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun akademik 2024–2025 di University of Leicester menggelar serangkaian kegiatan pengenalan budaya sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertaraf internasional. Dalam semangat dalam pertukaran budaya, mereka menyelenggarakan 10 program unggulan yang bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada komunitas global, khususnya sivitas akademika di Inggris.

Program ini disusun sebagai respons atas pentingnya membangun pemahaman lintas budaya di tengah masyarakat internasional. “Kami ingin membawa Indonesia ke tengah-tengah masyarakat dunia, melalui pendekatan yang kreatif, edukatif, dan penuh makna,” ujar salah satu mahasiswa peserta program.


Sorotan Utama: Batik Workshop di Global Fusion Fest


Salah satu kegiatan utama adalah Batik Workshop dalam rangkaian acara Global Fusion Fest University of Leicester yang dilaksanakan oleh Niken Ayu Larasati sebagai Mahasiswi KKN Undip penerima beasiswa IISMA. Dalam kegiatan ini, peserta diajak melukis langsung motif batik Indonesia seperti Parang, Kawung, dan Mega Mendung pada tote bag kanvas kecil yang dapat mereka bawa pulang. Selain kegiatan artistik, peserta juga memperoleh pemahaman tentang filosofi dan nilai budaya di balik motif-motif tersebut. 

Sebagai bagian dari perayaan Hari Pahlawan, mahasiswa juga menyelenggarakan program budaya yang bertajuk “Leistari”, sebuah inisiatif budaya yang menghadirkan berbagai kegiatan interaktif untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada komunitas internasional di University of Leicester. Program Unggulan Lainnya Meliputi:

1. Batik Corner - Pameran seni batik interaktif dari berbagai daerah di Indonesia.

2. Heroes Day - Pengenalan kuliner khas Indonesia seperti nasi kuning dan tempe orak-arik.

3. Booklet Lagu Daerah & Booth Audio - Edukasi lagu-lagu tradisional lengkap dengan audio interaktif.

4. Peta Budaya Lewat Batik - Pengenalan geografi Indonesia melalui batik bermotif peta daerah.

5. Website Wonderful Indonesia - Portal digital berisi budaya, wisata, dan visual interaktif Indonesia.

6. Pemberian Oleh-oleh Khas Indonesia - Souvenir untuk dosen sebagai bentuk apresiasi.

7. Jumat Berkah: Masak Bersama - Kegiatan memasak kuliner Indonesia di asrama internasional.

8. Rangkaian Tarian Tradisional - Penampilan Tari Maumere dan tari modern-bernuansa tradisional.

9. Program 1+1 Budaya Indonesia - Diskusi dan presentasi interaktif tentang budaya dan wisata Indonesia.

Program ini tidak hanya memperkenalkan budaya secara pasif, tetapi juga mengajak partisipasi aktif dari masyarakat internasional melalui kegiatan langsung dan teknologi digital. Para mahasiswa berharap kegiatan ini dapat memperkuat hubungan antarbangsa dan membentuk citra positif Indonesia di mata dunia.


Penulis: Niken Ayu Larasati
Pembimbing: Triyono, S,H., M.Kn.

Selasa, 11 Februari 2025

Sebagai Bentuk Peningkatan Kesadaran K3: Mahasiswa KKN UNDIP Beri Edukasi dan APD untuk Welder di Desa Sidorejo, Pekalongan

 


Loetju.id - Sidorejo, Pekalongan. (29/01/25) - Di era dewasa yang semakin berkembang, berbagai alat dan teknologi terus mengalami kemajuan pesat. Begitu pula terhadap dampak resiko yang diterima oleh para pekerja dari lingkungan kerja mereka. Akan tetapi, sayangnya tidak semua pekerja sadar terhadap dampak resiko cedera yang dapat mereka terima, sehingga tidak sedikit pula yang terdampak dan berakhir berakibat fatal. Perihal ini juga terjadi di beberapa pelaku usaha, khususnya yang berprofesi sebagai Welder di Desa Sidorejo, Kecamatan Tirto, Pekalongan dimana kesadaran akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja kurang diketahui secara umum. 

Melihat kondisi ini, salah satu Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro yakni Hermawan Putranto yang berasal dari prodi Teknik Mesin melaksanakan sebuah program kerja yakni Penyuluhan Kesadaran Pentingnya K3. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para pelaku usaha mengenai penerapan standar K3 guna meminimalkan risiko cedera kerja. Tidak hanya itu, K3 juga memberikan manfaat bagi keberlangsungan operasional dan perkembangan pelaku usaha secara berkelanjutan. Sehingga, pelaku usaha terutama yang berprofesi sebagai welder atau tukang las menjadi sasaran utama dalam program kerja tersebut dikarenakan seorang welder bekerja dengan melibatkan resiko tinggi, seperti paparan panas, percikan api, dan asap beracun.

Dalam kegiatan penyuluhan ini, edukasi yang diberikan yakni pemahaman teori mengenai pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Materi yang diberikan antara lain yakni Menggunakan helm sesuai standar K3, yakni untuk melindungi kepala dari cedera selama proses pengelasan. Selain itu, welder diingatkan untuk menghindari perilaku beresiko, seperti bekerja dalam posisi yang terburu-buru dan tidak waspada, karena hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera. 

Materi yang ketiga yakni menekankan bahwa pentingnya pemeliharaan rutin terhadap alat-alat, seperti mesin las dan peralatan pendukung lainnya agar tetap aman dan layak untuk digunakan. Tidak kalah penting, welder juga diberikan pemahaman terkait penggunaan sarung tangan rutin sesuai dengan persyaratan karena dengan sarung tangan khusus dapat melindungi tangan dari panas tinggi dan percikan api berbahaya, serta merta dengan pemakaian Sepatu keselamatan yang dapat mencegah cedera akibat benda berat maupun logam panas. Edukasi ini juga mencangkup identifikasi otensi bahaya di tempat kerja, dengan harapan para welder mampu mengenali serta mengantisipasi resiko cedera sejak dini. 

Tidak hanya itu, sebagai tindak lanjut dilakukan pemberian Alat Pelindung Diri (APD) berupa wearpack dan topeng las kepada para welder, dengan harapan APD tersebut dapat digunakan secara optimal untuk menjaga keselamatan saat mengerjakan berbagai proyek pengelasan di masa mendatang. Melalui Penyuluhan ini, diharapkan kesadaran para welder terhadap pentingnya K3 semakin meningkat sehingga resiko cedera semakin minim. Namun demikian, sayangnya beberapa welder menunjukkan sikap yang acuh terhadap keselamatan diri sendiri maupun lingkungan kerja sehingga kebiasaan ini yang menjadi fokus penting dalam penyuluhan agar dapat mendorong perubahan perilaku positif dalam penerapan budaya kerja yang lebih aman. 

Besar harapan kegiatan penyuluhan ini dapat menjadi Langkah awal yang efektif dalam meningkatkan kesadaran pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di kalangan pelaku usaha, khususnya para welder. Dengan demikian, diharapkan pelaku usaha dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, serta mendukung pertumbuhan usaha secara berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Meningkatkan Kesadaran Hukum bagi Penggiat Hortikultura di Desa Puhgogor

 


Loetju.id - Sukoharjo, (11/2/2025) – Kesadaran hukum menjadi aspek penting dalam mendukung keberlanjutan kegiatan agrikultur, termasuk dalam sektor hortikultura yang digeluti oleh masyarakat Desa Puhgogor. Memahami urgensi ini, Vicky Arkinda Cahya Tikna Putra, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Diponegoro (UNDIP), menginisiasi program sosialisasi mengenai 'Pentingnya Sadar Hukum dan Kebijakan bagi Penggiat Hortikultura' dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.


Membangun Kesadaran Hukum bagi Kelompok Wanita Tani
Program ini menyasar Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Puhgogor, yang memiliki keahlian di bidang agrikultur dan hortikultura. Dengan status Desa Puhgogor yang telah tercantum dalam Daftar Desa/Kelurahan Sadar Hukum pada SK Nomor 180-77 2023 Gubernur Jawa Tengah, penting bagi masyarakat, terutama penggiat hortikultura, untuk memahami aspek hukum yang berkaitan dengan aktivitas pertanian mereka.

Dalam sosialisasi ini, Vicky mengadakan sesi diskusi dalam bentuk Forum Group Discussion (FGD) guna membahas bagaimana kebijakan yang ada dapat mendukung maupun mempengaruhi kegiatan hortikultura yang dijalankan oleh ibu-ibu KWT. Dari sudut pandang kebijakan secara keilmuan, hukum tidak hanya menjadi alat kontrol, tetapi juga sebagai payung hukum yang melindungi hak serta mendukung keberlanjutan usaha pertanian yang dilakukan warga.


Sosialisasi Melalui Media Informasi
Agar materi dapat lebih mudah dipahami dan diingat, sosialisasi ini disertai dengan penyebaran brosur kebijakan, serta poster kebijakan berbingkai ukuran A3 yang disediakan untuk KWT. Media ini bertujuan untuk membantu ibu-ibu memahami secara visual pentingnya aspek legal dalam menjalankan usaha hortikultura mereka.





Respon Positif dari Ibu-Ibu KWT
Respon dari ibu-ibu KWT sangat positif. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi dalam memahami keterkaitan hukum dengan kegiatan hortikultura yang mereka jalankan. Semangat mereka dalam berwirausaha di bidang agrikultur menjadi modal penting dalam menerapkan prinsip-prinsip hukum yang mendukung keberlanjutan usaha mereka.

Sebagai warga negara yang baik, kesadaran terhadap hukum dan kebijakan menjadi hal esensial dalam segala aktivitas bernegara. Dengan adanya pemahaman hukum yang baik, ibu-ibu di KWT dapat menjadikan peraturan dan kebijakan yang berlaku sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan pertanian secara legal dan berkelanjutan.

Melalui program ini, diharapkan para penggiat hortikultura di Desa Puhgogor semakin memahami pentingnya aspek hukum dalam mendukung kegiatan mereka. Kesadaran ini tidak hanya melindungi hak mereka sebagai petani, tetapi juga memastikan usaha mereka berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa Teknik Geodesi UNDIP Adakan Program KKN "Modul Pembuatan Peta Desa" di Kelurahan Puloharjo

 


Loetju.id - Puloharjo, 5 Februari 2025 - Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro (UNDIP), Gulam Awwal Abdillah, melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema "Modul Pembuatan Peta Desa" di Kelurahan Puloharjo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perangkat kelurahan dalam memahami dan menyusun peta desa secara mandiri.

Dalam era digital seperti saat ini, pemetaan desa menjadi salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan, mitigasi bencana, serta pengelolaan sumber daya wilayah. Oleh karena itu, program ini dirancang untuk membekali perangkat kelurahan dengan pengetahuan dasar terkait pemetaan serta teknik penyusunan peta yang akurat dan informatif.

"Peta desa memiliki peran strategis dalam berbagai aspek pemerintahan dan pembangunan. Melalui modul yang kami susun, perangkat kelurahan diharapkan dapat memahami teknik dasar pemetaan dan mampu menyusun peta desa yang sesuai dengan kebutuhan daerah mereka," ujar Gulam Awwal Abdillah.

Program ini melibatkan serangkaian kegiatan edukatif yang mencakup pemaparan teori dasar pemetaan, pengenalan perangkat lunak pemetaan, serta praktik langsung dalam pembuatan peta. Dengan adanya booklet yang dihasilkan dari program ini, perangkat kelurahan akan memiliki panduan praktis yang dapat digunakan sebagai referensi di masa mendatang.

Perangkat Kelurahan Puloharjo, dalam sambutannya, mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa UNDIP ini. "Kami sangat terbantu dengan adanya modul ini. Harapan kami, perangkat kelurahan dapat lebih mandiri dalam menyusun peta desa untuk berbagai keperluan administratif maupun pengembangan wilayah," ungkapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat kapasitas perangkat kelurahan dalam pemetaan wilayahnya. Dengan adanya booklet yang dihasilkan dari program ini, informasi spasial desa dapat terdokumentasi dengan lebih baik dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Program "Modul Pembuatan Peta Desa" ini merupakan bagian dari kontribusi mahasiswa dalam membangun sinergi antara akademisi dan masyarakat. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Kelurahan Puloharjo dapat lebih optimal dalam mengelola data wilayahnya secara sistematis dan akurat.



Editor:
Achmad Munandar

Pentingnya Visibilitas Lokasi, Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Desain dan Pasang Banner untuk UMKM Batik Ciprat

 

Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat menyerahkan banner UMKM Batik Ciprat Bu Dewi kepada perwakilan Bu Dewi, selaku pemilik UMKM Batik Ciprat di rumahnya yang beralamat di Jl Raya Pracimantoro-Wonogiri, Sumber, Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Sabtu, (25/01/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)

Loetju.id - Kelurahan Puloharjo memiliki UMKM Batik Ciprat Bu Dewi yang merupakan tempat produksi batik ciprat rumahan dengan hasil motif batik yang khas. UMKM ini memiliki potensi untuk berkembang kedepannya, namun tempat tersebut belum memiliki media untuk meningkatkan visibilitas lokasinya. Selain itu, Bu Dewi, selaku pemilik UMKM Batik Ciprat berkeinginan untuk memiliki media penanda lokasi yang menarik. Hal tersebut menjadi latar belakang, Najib Dwi Wicaksono, Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP dari Program Studi S-1 Arsitektur untuk mendesain dan memasang banner UMKM Batik Ciprat.

Program kerja dimulai dengan survei lokasi pemasangan banner guna mengetahui kondisi lingkungan serta menentukan ukuran banner yang sesuai. Setelah itu, Najib berdiskusi dengan Bu Dewi terkait desain banner yang diinginkan serta pesan yang ingin disampaikan melalui banner tersebut, sehingga tidak hanya berfungsi sebagai penanda lokasi, tetapi juga sebagai media yang menunjukkan keprofesionalan dari UMKM Batik Ciprat.

Setelah itu, Najib mulai mencari referensi banner batik yang menarik dan memvisualisasikan desain secara digital menggunakan website desain figma. Dalam proses desain, Najib mempertimbangkan pemilihan warna, pemilihan gaya dan ukuran font agar mudah terbaca, serta elemen visual untuk menambah nilai pesan dan estetika pada banner. Desain banner dibuat menjadi beberapa alternatif yang nantinya akan dipilih oleh pemilik UMKM Batik Ciprat untuk dicetak. 

Setelah desain terpilih, proses pencetakan banner dilakukan. Banner yang telah selesai dicetak kemudian diserahkan dan dipasang pada hari Sabtu, 25 Januari 2025 di lokasi UMKM Batik Ciprat Bu Dewi. Banner dipasang pada lokasi strategis agar mudah terlihat oleh calon pelanggan. Hasil banner mendapatkan respon positif dari pemilik UMKM Batik Ciprat karena merasa terbantu dengan adanya banner ini. Haraannya banner ini dapat meningkatkan visibilitas lokasi UMKM Batik Ciprat dan lebih dikenal oleh masyarakat luas dan menarik lebih banyak pelanggan. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim I UNDIP Rancang Fasilitas Toilet Pegawai untuk Kantor Kelurahan Puloharjo

 

Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat menyerahkan hasil gambar perancangan toilet pegawai kantor kelurahan Puloharjo kepada perwakilan perangkat kelurahan di Kantor Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Senin, (10/02/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)


Loetju.id - Puloharjo, Wonogiri (10/02) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (UNDIP), Najib Dwi Wicaksono, dari Program Studi S-1 Arsitektur, merancang desain toilet khusus pegawai di Kantor Kelurahan Puloharjo. Program kerja ini dilatarbelakangi oleh perangkat kelurahan yang berkeinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bagi pegawai kantor lurah dengan menyediakan fasilitas toilet khusus pegawai yang lebih mudah diakses. Kantor Kelurahan Puloharjo hanya memiliki toilet yang bersifat umum dan terletak jauh dari ruang kerja pegawai sehingga dibutuhkan fasilitas toilet khusus pegawai yang lebih dekat dan nyaman.

Proses perancangan diawali dengan riset kondisi eksisting seperti survey langsung dan pengukuran untuk memperoleh data. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama perangkat kelurahan terkait kebutuhan ukuran serta spesifikasi toilet. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk merancang desain toilet dalam bentuk gambar teknis 2D dan 3D menggunakan software desain arsitektur.

Selama proses desain juga dilakukan asistensi dan diskusi dengan perwakilan perangkat kelurahan sebelum kelengkapan gambar  difinalisasi dan dilakukan beberapa penyesuaian sesuai hasil diskusi. Hasil akhir gambar perancangan mencakup gambar denah, potongan, detail konstruksi, serta estimasi anggaran biaya.

  
Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat penjelasan hasil gambar perancangan toilet pegawai kantor kelurahan Puloharjo kepada perwakilan perangkat kelurahan di Kantor Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Senin, (10/02/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)

Hasil gambar perancangan tersebut diserahkan kepada perwakilan perangkat kelurahan di kantor Kelurahan Puloharjo pada hari Senin, 11 Februari 2025. Penyerahan gambar disertai dengan penjelasan mengenai spesifikasi ukuran dan material toilet serta estimasi biaya yang harus dikeluarkan. Program ini mendapatkan respon positif karena perangkat kelurahan mendapatkan gambaran yang menjadi acuan dalam pembangunan toilet. Harapannya hasil desain dapat terealisasikan dan menghasilkan fasilitas toilet pegawai yang sesuai dengan keinginan.



Editor:
Achmad Munandar

Comika

Politika

Gen Z